Perdagangan Daging Anjing di Bali: Terungkap dan Dibawah Pengawasan

Pada tahun 2017, Animals Australia, sebuah organisasi kesejahteraan hewan yang berbasis di Australia, mengungkap perdagangan daging anjing (DMT) di Bali, yang sebelumnya tersembunyi. Temuan ini diangkat ke publik melalui program acara Australian Broadcasting Corporation (ABC) 7.30, yang menampilkan rekaman mengejutkan tentang anjing-anjing yang ditangkap, diangkut, dan disembelih dengan cara yang kejam, termasuk diracuni, dicekik, dan dipukul hingga mati. Lebih mengkhawatirkan lagi, laporan tersebut menunjukkan wisatawan Australia yang tanpa sadar mengonsumsi daging anjing di salah satu pantai wisata utama.

Setelah pengungkapan ini, Animals Australia memulai diskusi dengan Pemerintah Bali, yang pada awalnya meragukan sejauh mana keterlibatan masyarakat lokal dalam perdagangan tersebut. Pemerintah mempertanyakan apakah DMT merupakan masalah yang meluas atau hanya terbatas pada kasus-kasus terisolasi. Sebagai tanggapan, Gubernur Bali mengeluarkan Surat Edaran pada tahun 2017 yang menyerukan pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas DMT dan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang perdagangan ini. Hal ini memicu gerakan multidisipliner yang bertujuan menghentikan perdagangan tersebut. Penelitian yang didanai oleh Animals Australia menunjukkan bahwa selain kekejaman yang terlibat, DMT juga menimbulkan risiko One Health, yang dapat berdampak buruk pada industri pariwisata Bali yang sangat penting. Perdagangan ini diidentifikasi sebagai jalur penyebaran penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat dan perekonomian pulau tersebut.

Upaya Penelitian dan Pemantauan

Sejak penemuan ini, Animals International Bali Team, lengan global dari Animals Australia, bekerja sama dengan Bali Animal Defender dan kemudian Sintesia Animalia Indonesia (sejak tahun 2022), telah melakukan penelitian mendalam tentang sosiodemografi para pedagang daging anjing di Bali. Upaya ini difokuskan untuk memahami rantai perdagangan yang berbahaya, yang dimulai dari penangkapan anjing hingga distribusi daging anjing yang diolah atau mentah.

Setiap tahap dalam DMT—penangkapan, pengangkutan, penyembelihan, dan penjualan—membawa risiko penularan penyakit serta memunculkan konflik hukum dan etika. Penelitian menekankan bahwa perdagangan ini tidak hanya melibatkan kekejaman terhadap hewan, tetapi juga menciptakan risiko kesehatan masyarakat yang serius akibat kondisi yang tidak higienis dan potensi penyebaran penyakit.

Seruan untuk Mengakhiri Perdagangan Daging Anjing

Pentingnya mengatasi dan mengakhiri perdagangan daging anjing di Bali didorong oleh beberapa faktor krusial. Selain konflik etika dan hukum, perdagangan ini memiliki dampak yang luas terhadap kesehatan masyarakat di bawah kerangka One Health, yang menyoroti keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Seiring upaya untuk menutup DMT terus berlanjut, Pemerintah Bali dan organisasi advokasi diharapkan dapat bertindak cepat untuk melindungi kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat, serta menjaga integritas industri pariwisata Bali. Mengakhiri perdagangan ini akan menjadi kemenangan besar bagi kesejahteraan hewan, keselamatan publik, dan citra budaya Bali sebagai destinasi wisata global.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top